Kamera CCTV di sebuah penjara Amerika Serikat telah mengambil rekaman video yang memperlihatkan seorang tahanan Muslim yang dipukuli oleh sesama tahanan, dan petugas penjara hanya menonton tindakan brutal tersebut.
Setidaknya tiga sipir penjara hanya menonton Hanni Elabed secara brutal dipukuli oleh seorang narapidana penjara.
Hanni Elabed 24 tahun menggedor jendela stasiun penjaga, memohon bantuan, tapi tidak ada yang datang membantunya.
Petugas penjara gagal melakukan intervensi bahkan ketika penyerang Hanni berhenti untuk minum dan mengambil napas, sebelum mulai memukul kembali Hanni yang mengalami kejang-kejang dalam genangan darah untuk kedua kalinya.
Dua menit setelah ia mengalami serangan brutal, sipir penjara akhirnya memasuki sel dengan borgol, video yang diperoleh Associated Press menunjukkan.
Sebagai hasil dari serangan tersebut, Hanni menderita pendarahan di dalam tengkorak dan menghabiskan waktu tiga hari dalam keadaan koma.
Menurut anggota keluarganya, ia telah menderita kerusakan otak, dan hidupnya tidak akan normal kembali.
Rekaman, yang direkam pada bulan Januari lalu, telah mendorong sebuah investigasi oleh Biro Investigasi Federal (FBI), apakah sipir penjara telah sengaja melanggar hak-hak sipil narapidana di lembaga pemasyarakatan Idaho.
Corrections Corporation of America (CCA), yang menjalankan penjara Idaho – juga dikenal sebagai sekolah Gladiator – mengatakan mereka akan bekerja sama dengan agen-agen federal dalam penyelidikan insiden tersebut.
CCA, perusahaan penjara swasta terbesar di Amerika Serikat, menyatakan jengkel atas dirilisnya rekaman itu, mengklaim bahwa rekaman telah menimbulkan resiko keamanan yang tidak perlu untuk staf mereka.
Pada bulan April, Hanni mengajukan gugatan terhadap perusahaan CCA, meminta ganti rugi dan kompensasi dalam jumlah yang harus dibuktikan di pengadilan.
Selama waktunya di penjara Idaho atas tuduhan melakukan perampokan, Hanni, yang merupakan Muslim Palestina, telah berulang kali mengatakan kepada keluarganya bahwa ia sering diganggu oleh narapidana lain meskipun dirinya sudah memberikan laporan tindakan mereka ke sipir penjara.
Dalam satu insiden teman satu selnya mengalami patah tulang rahang karena penyerangan tahanan lain.
Gugatan diajukan terhadap keluhan lain terhadap CCA di mana tahanan lain menuduh mereka sengaja menerima tindakan kekerasan dan kemudian ditolak untuk mendapat perawatan medis yang tepat dalam upaya untuk menutupi cedera mereka.
American Civil Liberties Union mengatakan bahwa video terbaru itu semakin menegaskan klaim bahwa penjara AS memang mendorong “merajalelanya budaya kekerasan.”(fq/prtv)
Sumber :
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.